BUKCHON HANOK VILLAGE
I.
INTRODUCTION & HISTORY
Bukchon Hanok Village (Hangeul:
북촌 한옥마을)
adalah sebuah kampung rumah tradisional Korea (hanok) di Seoul, Korea Selatan.
Bukchon berarti “Kampung Utara” dikarenakan berlokasi di sebelah utara Kali Cheonggye (Cheonggyecheon)
dan Jongno. Desa ini terletak di antara 2 istana paling indah di kota, yaitu
Gyeongbokgung dan Changdeokgung. Hanok
(Hangeul: 한옥) berarti
rumah tradisional. Tidak
seperti desa tradisional lainnya, Bukchon tidak dibangun untuk wisatawan. Di sinilah
kelas penguasa hidup selama Dinasti Joseon dan beberapa keturunan aristokrasi
masih berada di sini.
Kampung Hanok Bukchon memiliki
lorong-lorong yang sempit dan menampilkan suasana kota Seoul pada masa lalu.
Rumah-rumah para bangsawan di kampung ini masih terpelihara dengan baik, dan
beberapa di antaranya menawarkan penginapan bagi wisatawan yang ingin merasakan
pengalaman kehidupan tradisional Korea.
Hanok di Bukchon termasuk gaya dari
periode yang berbeda, mulai dari akhir abad ke-19 hingga saat ini. Jalan raya
di daerah itu, dengan bangunan modernnya yang tinggi, adalah ciri khas dari
daerah lain di Seoul. Namun, dengan gang-gang sempit di jalanan ini, kita akan memasuki dunia yang sama
sekali berbeda, di mana tepian hanok yang berserakan erat hampir saling
bersentuhan. Perbedaan yang sangat mencolok antara modernitas dan tradisi ini
sebagian besar berasal dari upaya pemerintah kota untuk mengembangkan daerah
Gangnam pada tahun 1970-an.
Dalam beberapa tahun terakhir, upaya
yang lebih besar telah dilakukan untuk melestarikan hanok dan menghidupkan
kembali warisan budaya Korea ini. Bekas situs istana, Gyeongeundang dan
Okchupdang dari Jongchinbu, Rumah Yun Posun di Angukdong, dan situs Gwanghyewon
masih tetap ada. Sementara itu, pengrajin telah pindah ke Bukchon,
mempertahankan dan merevitalisasi berbagai kerajinan tradisional.
PERUBAHAN BUKCHON
Pada akhir Dinasti Joseon, tanah skala
besar dipartisi menjadi situs bangunan berukuran kecil untuk alasan sosial dan
ekonomi. Diasumsikan bahwa hanok yang
terletak berdekatan di desa dibangun kembali sekitar tahun 1930. Perubahan
bentuk hanok mencerminkan kepadatan masyarakat karena urbanisasi di Korea yang dimulai pada waktu itu. Situs bersejarah Bukchon dan
warisan budaya dari Dinasti Joseon hingga zaman modern memberi tahu pengunjung
tentang sejarah daerah ini.
DINASTI JOSEON
Salah satu ciri utama Bukchon adalah topografinya yaitu bentuk tanah dan
aliran air. Bukcheon memiliki dataran rendah di selatan dan datarang yang lebih
tinggi atau lebih curam di utara. Saat air mengalir di lembah, jalan utama di daerah ini
sejajar dengan anak sungai. Jadi jalan di Bukcheon cenderung membentang dari utara ke selatan.
Desa ini adalah jantung dari Hanyang
(nama lama Seoul) antara Gyeongbokgung (Istana) dan Changdeokgung (Istana) yang terletak di sisi selatan
pegunungan. Menurut sensus
pada tahun 1906, 43,6% dari
rumah tangga di Bukchon berasal dari keluarga bangsawan keturunan atau klan kerajaan keturunan Yangban. Dari sini,
kita dapat melihat bahwa orang-orang
kelas atas yang
berkumpul di Bukchon pada waktu itu.
PERIODE KOLONIAL JEPANG
Reputasi Bukchon sebagai desa
orang-orang berpengaruh berlanjut ke pencerahan dan periode kolonial Jepang.
Foto
udara ini diambil pada tahun 1962, hampir semua bangunan di Bukchon adalah
Hanoks kecuali sekolah dan fasilitas umum.
Urbanisasi membuat
Seoul kekurangan perumahan, oleh
karena itu pembangunan yang didorong oleh sektor swasta muncul, serta pengembang yang ingin
mendapatkan keuntungan dari penjualan rumah juga muncul.
Setelah tahun 1912, berbagai jenis hanok
dibangun di tanah yang dipartisi
ini. Pengembang membangun rumah di gang-gang kecil dengan skala yang besar dan menyebar
dengan cepat.
Setelah Kemerdekaan, hanok direformasi dan dibangun terus sampai awal
1960-an. Disebut hanok reformasi karena berbeda dari yang sebelumnya dalam hal
bahan yang digunakan seperti kaca dan ubin.
ZAMAN MODERN
·
Pada
1970-an: Transfer Sekolah dan Perubahan Besar di Lanskap Bukcho
Proyek pengembangan distrik Yeongdong di akhir 1960-an hingga awal
1970-an di Gangnam (selatan sungai)
di Seoul. Ketika orang-orang di daerah Gangbuk (utara sungai) mulai
pindah ke daerah Gangnam, sekolah-sekolah di daerah Gangbuk juga dipindahkan ke
daerah Gangnam. Misalnya, SMA Kyunggi dipindahkan pada 1975 dan bekas
bangunannya kemudian menjadi Perpustakaan Umum Jeongdok. Whimoon High School
pindah pada 1978 dan Hyundai membangun gedung kantor lima belas lantai di tanah
itu pada tahun 1983.
Setelah Changduk Girls 'High School
pindah, Konstitusi Hyundai HQ Building dibangun pada tahun 1983, setelah pindah
dari Whimoon High School pada tahun 1978.
Hyundai HQ Building dibangun pada tahun
1983, setelah pindah dari Whimoon High School pada tahun 1978.
Pengadilan Korea dibangun di tempat itu.
Transfer sekolah dan
konstruksi bangunan baru inilah yang merupakan faktor kunci
dalam mengubah lanskap Bukchon.
·
Pada
tahun 1980-an: Perlambatan Pelestarian Hanok dan Membangun Bukchon Street
Perubahan lanskap menyebar dengan cepat membuat hanok harus dilindungi. Perlindungan
hanok dimulai pada tahun 1983.
Namun, perlindungan saat itu
dipimpin oleh pemerintah tanpa kesepakatan atau diskusi dengan warga. Berdasarkan aturan untuk melindungi
hanok di desa tersebut,
pemerintah menghancurkan banyak rumah
hanok dalam membangun Bukchon Street. Itu sebabnya warga tidak terkesan
dengan upaya perlindungannya.
· Pada 1990-an: Penghancuran Hanoks dan Penyebaran Beberapa Bangunan
Perumahan
Mengikuti permintaan warga untuk meringankan standar konstruksi, Pemerintah
Seoul mengurangi beberapa pembatasan. Misalnya, ketinggian bangunan yang baru diperbolehkan
menjadi kurang dari 10 meter. Setelah itu, pembangunan beberapa bangunan
perumahan menyebar dengan cepat. Pembangunan beberapa bangunan perumahan yang
tersebar di Wonseo-dong dan daerah lain di Bukchon mencemari pemandangan desa.
· Di tahun 2000an: Upaya Baru untuk Memperindah Bukchon
Karena lanskap Bukchan yang berubah karena kehancuran hanok dan pembangunan
bangunan berlantai banyak, Seoul Development Institute (SDI) mengeluarkan
kebijakan baru untuk memperindah Bukchon. Dalam proses pembuatan kebijakan, SDI
bekerja dengan penduduk, ahli, dan pejabat pemerintah. Berbeda dari pembatasan
sepihak sebelumnya, kebijakan baru ini membuat Data Pendaftaran Hanok menjadi
sukarela dan mendorong orang untuk memperbaiki rumah mereka dengan dukungan
pemerintah. Sejak tahun 2001, kebijakan tersebut telah memperindah Bukchon
secara aktif melalui peningkatan lingkungan hidup dan meningkatkan daya
tariknya sebagai tempat tinggal.
Bukchon Hanok Village sekarang.
II.
TYPOLOGY
Rumah tradisional Korea Selatan disebut dengan hanok (한옥). Hanok dibangun berdasarkan prinsip fengshui yang dianut masyarakat Korea
dimana rumah dibangun berdasarkan kondisi alam atau georafis Korea yang
berbukit dan bergunung serta iklim empat musim. Prinsip ini mengatur
pembangunan hanok membelakangi gunung dan dekat dengan air (sungai).
Tujuan membelakangi gunung adalah mengurangi udara dingin yang datang dari
gunung masuk ke dalam rumah. Aturan lainnya adalah bagian depan rumah menghadap
ke arah selatan dan menempatkan pintu masuk utama di bagian timur atau selatan.
Denah bangunan utama rumah dapat dikategorikan ke dalam dua atau tiga pola
tata ruang. Pola-pola ini ditentukan oleh berbagai cara menggabungkan ondol,
maru, dan dapur.
Konstruksi hanok umumnya terbuat dari kayu, baik kerangkanya, jendela dan
juga lantainya. Atap hanok terbuat dari genteng sementara dinding hanok
biasanya terbuat dari tanah. Lantai hanok lebih tinggi sekitar setengah meter
sampai satu meter dari tanah.
Model hanok berdasarkan geografis Korea:
1.
Hanok
(한옥) model huruf Miem (ㅁ) atau Persegi
2.
Hanok
(한옥) model huruf Giyeok (ㄱ) atau Nien (ㄴ) atau letter L
3.
Hanok
(한옥) model huruf I (ㅣ) atau Letter 1
4.
Hanok
(한옥) model huruf Deegut (ㄷ)
Hanok besar sulit ditemukan di Bukchon saat ini. Sebagian besar Bukchon
terdiri dari hanok kecil berbentuk "ㄷ" atau "ㅁ". Banyak
hanok di Bukchon ditemukan sebagai klaster. Hanok juga telah mengalami
perubahan selama bertahun-tahun. Bahan usang telah diganti, dan isolasi
telah diganti dengan
menambahkan lapisan kedua pintu serta
jendela. Rumah Bukchon memiliki kenyamanan modern sambil melestarikan kayu
alami. Hanok di sini telah diperbaharui
agar ramah lingkungan dan mudah diakses.
Hanok terdiri dari struktur satu lantai yang terbuat dari tanah liat, kayu
dan batu. Mereka memiliki lantai dipanaskan ondol dan atasnya oleh atap genting
melengkung disebut giwa. Rumah Hanok, di wilayah ini, Korea dibentuk untuk
memodelkan huruf Korea geok (ㄱ) atau deegut (ㄷ). Ini memberi rumah halaman yang indah di tengah-tengah struktur.
Model hanok yang terdapat di Bukchon:
1. Hanok
(한옥) model huruf Miem (ㅁ) atau Persegi
Hanok model huruf Miem (ㅁ) ini adalah hanok yang ruang-ruang
bangunan rumah disusun seperti bangun bidang persegi, atau huruf Miem (ㅁ) dalam aksara Korea.
Hanok model ini membantu menghambat atau mengurangi angin dingin masuk ke
bagian dalam rumah.
Rumah model huruf miem (ㅁ) ini adalah model rumah yang banyak
dimiliki oleh rakyat biasa yang terdapat di wilayah Korea bagian utara dan
bagian tengah.
2. Hanok
(한옥) model huruf Deegut (ㄷ)
Jenis-Jenis hanok (한옥):
1. Umjib
(움집) ~ Dugout Huts
Tipe rumah tradisional Korea yang berbentuk pondok
berdinding jerami atau daun-daunan kering.
2. Gwiteljib
(귀틀집) ~ Log House
Model rumah tradisional Korea yang dibuat dengan cara menyusun atau
menumpuk batang-batang kayu secara horizontal, berderet dari bawah sampai ke
atas.
3. Neowajib
(너와집) ~ Shingle Roof House
Jenis rumah tradisional Korea yang atapnya adalah atap sirap atau atap
terbuat dari potongan-potongan kayu pinus merah.
4. Chogajib
(초가집) ~ Thatced Roof House
Rumah tradisional Korea yang atapnya adalah berupa jerami, ilalang atau
daun-daunan. Bahan atap yang paling banyak digunakan adalah jerami karena
jerami banyak tersedia dan juga jerami menjaga rumah tetap hangat di musim
dingan dan sejuk di musim panas.
5. Giwajib
(기와집) ~ Tile Roof House
Rumah tradisional masyarakat Korea yang atapnya terbuat dari genteng. Model
rumah ini merupakan tempat tinggal kaum kelas atas seperti kaum bangsawan atau
yangban.
Model rumah ini merupakan tempat tinggal kaum kelas atas seperti kaum
bangsawan atau yangban pada masa Dinasti Joseon berkuasa di semenanjung Korea.
Giwajib ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip confusion yang dianut oleh
masyarakat Joseon. Misalnya memisahkan ruangan antara ruanga kaum pria dengan
ruangan kaum wanita dan anak-anak.
Rumah model atap genteng atau giwajib inilah yang kemudian kita kenal
dengan sebutan hanok (한옥). Jenis ini lah yang terdapat di Bukchon
saat ini.
Bagian-bagian hanok:
1. Cheoma/choma
(처마): Bagian ujung atap hanok yang
melengkung.
2. Bang
(방): ruang-ruangan yang terdapat di dalam hanok.
3. Bueok~buôk
(부엌): dapur.
4. Ondol
(온돌): sistem pemanas tradisional yang terdapat pada hanok.
5. Sadang
(사당): bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai ruang abu atau ruang altar
untuk arwah para leluhur yang sudah meninggal.
6. Jangdokdae
(장독대): tempayan tembikar yang digunakan untuk membuat kimchi.
7. Soseldaemun
(솟을대문): pintu gerbang utama hanok.
FASADE
STRUCTURE
Gang-gang kecil
Bukchon membentang di sepanjang sungai yang mengalir ke arah selatan dari
punggungan utara. Anak-anak berlari bermain, tetangga saling berbicara, sementara
biji-bijian atau paprika tersebar di halaman rumah agar kering. Sebuah gang yang
benar-benar merupakan halaman bersama yang dimiliki oleh semua penghuni. Dengan
kenangan masa lalu, gang-gang di Bukchon masih berharga sebagai pemandangan
yang mewakili sejarah Seoul.
Bagian-bagian lain yang
terdapat di dalam area rumah tradisional korea adalah:
1.
Madang
(마당) atau halaman rumah.
2.
Haengnangchae
(행랑채) atau bangunan untuk tempat tinggal para pelayan yang berada di dekat
pintu masuk.
LANDSCAPE
INTERIOR
Komentar
Posting Komentar