ARSITEKTUR
TROPIS
Iklim Tropis
Climate (iklim) berasal dari bahasa Yunani, klima yang
berdasarkan kamus Oxford berarti region
(daerah) dengan kondisi tertentu dari suhu dryness
(kekeringan), angin, cahaya dan sebagainya. Dalam pengertian ilmiah, iklim
adalah integrasi pada suatu waktu (integration
in time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfir, yang menjadi karakteristik
kondisi geografis kawasan tertentu”. Sedangkan cuaca adalah “kondisi sementara
lingkungan atmosfer pada suatu kawasan tertentu”. Secara keseluruhan, iklim
diartikan sebagai “integrasi dalam suatu waktu mengenai keadaan cuaca”
(Koenigsberger, 1975:3).
Kata tropis berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu kata tropikos yang
berarti garis balik, kini pengertian ini berlaku untuk daerah antara kedua
garis balik ini. Garis balik ini adalah garis lintang 23027” utara dan garis
lintan 23027 selatan.
Arsitektur Tropis
Arsitektur tropis adalah jenis arsitektur yang memberikan jawaban/ adaptasi
bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki
karakter tertentu yang disebabkan oleh
panas matahari, kelembapan yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan
angin, dan sebagainya. Indonesia sebagai daerah beriklim tropis
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap bentuk bangunan rumah
tinggal, dalam hal ini khususnya rumah tradisional. Masyarakat pada zaman
dahulu dalam membangun rumahnya berusaha untuk menyesuaikan kondisi iklim yang
ada guna mendapatkan desain rumah yang nyaman dan aman.
Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu
pada bentuk yang berdasarkan estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan
adaptasi/ penanganan iklim tropis. Meskipun demikian bentukan bangunan oleh
arsitek/desainer yang baik akan memberikan kualitas arsitektur yang estetis,
hal ini karena selain memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga
memperhatikan bagaimana kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan
tersebut.
Bentuk secara makro sangat memperhatikan
faktor panas dan hujan, dimana untuk menangani hal tersebut maka arsitektur
tropis yang baik akan memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika
hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan
suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras
untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.
Bentuk secara mikro pada masing-masing
elemen bangunan seperti jendela dengan bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau
semacam itu. Bentuk bangunan tropis dari kayu biasanya merupakan bangunan
panggung dengan lantai yang diangkat dengan harapan terhindar dari banjir
akibat hujan, memang merupakan kualitas rancangan yang sudah berhasil sejak
dulu.
Desain arsitektur tropis merupakan gaya bangunan
yang sesuai dengan lingkungan di wilayah tropis. Gaya ini memiliki beberapa
ciri-ciri khas yang menjadikannya terlihat identik dan mampu menjadi pilihan
untuk hunian yang nyaman.
Gaya ini umumnya memiliki ciri-ciri:
· Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas
30 derajat. Ruang di bawah atap berguna untuk meredam panas.
· Mempunyai teritisan/overstek atap yang cukup lebar
untuk mengurangi efek tampias dari hujan yang disertai angin. Selain itu, uga
untuk menahan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
· Mempunyai lubang untuk ventilasi udara secara
silang, sehingga suhu di dalam ruangan bisa tetap nyaman.
· Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri
utama yang kuat untuk antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.
· Desain tropis umumnya menggunakan material alam
yang sumbernya bisa didapat di sekitarnya.
Perbedaan antara Arsitektur Tropis dengan Arsitektur Tradisional
Arsitektur tropis merupakan prinsip desain,
sedangkan arsitektur tradisional merupakan kebudayaan arsitektur yang
turun-menurun dan digetok-tularkan melalui kebudayaan. Arsitektur tropis tidak
harus tradisional, tapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah sangat
memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi
sudah terlihat melalui bangunannya.
Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material
apa saja dan tidak harus terpaku pada tradisi karena banyak perubahan paradigma
terutama penggunaan material baru, asalkan masih memperhatikan bagaimana
menangani iklim tanpa menggunakan penanganan modern terhadap iklim, misalnya
bangunan tropis seharusnya tidak memakai AC dan pencahayaan buatan pada siang
hari, karena sudah mengandalkan iklim tropis yang sebenarnya mendukung untuk
itu. Karena arsitektur tropis memperhatikan iklim, maka penanganan arsitektur
yang berkaitan dengan iklim seperti mempertahankan suhu nyaman, kelembapan, dan
sebagainya juga menggunakan potensi dari iklim tropis tersebut.
Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi
bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan
khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan
kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat kenyamanan dalam
ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam rumah, oleh
aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis. Meskipun
konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk
(tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam
tren yang berkembangdalm masyarkat; sebagai penggunaan material tertentu
sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos,
dan material asli yang diekspos lainnya.
Arsitektur Tropis Kering
1.
Ciri-ciri Iklim Tropis Kering
·
Kelembaban rendah
·
Curah hujan rendah
·
Radiasi panas langsung tinggi
·
Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam
hari rendah (45o dan -10oCelcius)
·
Jumlah radiasi maksimal, karena tidak ada awan.
· Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi
balik bumi cepat berlangsung (cepat dingin bila dibandingkan tanah
basah/lembab).
· Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar
dingin karena radiasi balik sudah habis. Pada siang hari radiasi panas tinggi
dan akumulasi radiasi tertinggi pukul 15.00. Sering terjadi badai angin pasir
karena dataran yang luas.
· Pada waktu sore hari sering terdengar suara
ledakan batu-batuan karena perubahan suhu yang tiba-tiba drastis.
Di daerah benua atau daratan yang cukup luas, banyak
terdapat gurun pasir karena di tempat itu jarang terjadi hujan, bahkan dapat
dikatakan tidak terjadi sama sekali, karena angin yang melaluinya sangat
kering, tidak mengandung uap air. Uap air yang terkandung di udara sudah habis
dalam perjalanan menuju ke pedalaman benua itu, atau juga karena terhalang oleh
daratan tinggi atau gunung, sehingga daerah itu menjadi sangat panas dan tidak
ada filter pada tanah dari sengatan sinar matahari, yang mengakibatkan bebatuan
hancur menjadi pasir. Suhu di padang pasir dapat mencapai 50o C hingga 60o C di
siang hari, dan di malam hari dapat mencapai -1o C.
2.
Strategi untuk Perancangan Bangunan
· Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi
agar panas yang diterima siang hari dapat menghangatkan ruangan di malam hari.
Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak langsung masuk ke dalam
bangunan. Berat jenis bahan tinggi, dimensi tebal agar kapasitas menyimpan
panas tinggi.
· Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah
radiasi sinar langsung dan angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan
kelembaban.
· Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari
dengan atap-atap datar dan rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling
membayangi, jalan-jalan sempit selalu terbayang. Atap datar juga untuk
menghindari angin kencang, karena curah hujan rendah.
·
Menambah kelembaban ruang dalam dengan air
mancur yang dibawa angin sejuk.
·
Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok
untuk memotong arus angin.
·
Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.
Arsitektur Tropis Lembab
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus
dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa
factor-factor spesifikasi yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim
tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan,
citra bangunan dan nilai-nilai estetik bangunan yang berbentuk akan sangat
berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh
dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah:
1.
Kenyamanan Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah
mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa
panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung
matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.
Perolehan
panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai
daya tahan terhadap panas yang besar, sehingga laju aliran panas yang menembus
bahan tersebut akan terhambat. Permukaan yang paling besar menerima panas
adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas
panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk mempercepat kapasitas panas dari
bagian atas agak sulit karena akan
memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan dapat diperbesar dengan
beberapa cara, misalnya rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas
reflektif juga akan memperbesar tahan panas.
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk antara lain:
1.
Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat
2.
Melindungi dinding dengan alat peneduh. Peroleh panas dapat juga dikurangi
dengan memperkecil penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan
atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang
kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang besar akan
menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga akan jauh lebih besar dari
temperatur udara luar. Hal ini menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antar kedua permukaan bahan, yang akan menyebabkan aliran panas yang besar.
2.
Aliran Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aliran udara/ventilasi adalah :
1.
Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu
penyediaan oksigen untuk pernapasan, membawa asap dan uap air keluar ruangan,
mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
2.
Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal,
mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan.
Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu
terdapat perbedaan temperature antara udara di dalam dan diluar ruangan dan
perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah
aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil
daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal. Untuk yang pertama
sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka. Untuk memenuhi
yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.
3.
Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang
langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari
sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun
Shading Device).
Pancaran panasdari suatu permukaan akan memberikan
ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebih 40C.
Hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit/ permukaan
bawah dari atap.
Beberapa jenis shading device:
4.
Penerangan Alami pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
1.
Cahaya matahari langsung.
2.
Cahaya matahari difus
Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud
ini, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena
akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi
hari. Sehingga yang perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai
bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit
yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen:
1.
Komponen langit.
2.
Komponen refleksi luar.
3.
Komponen refleksi dalam.
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan
bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang
cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang
kerja tersebut adalah:
1.
Luas dan posisi lubang cahaya.
2.
Lebar teritis.
3.
Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya.
4.
Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari
ruangan.
5.
Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang
cahaya.
Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar:
tinggal nyaman tanpa bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari
tiga variabel: temperatur, kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam
bukunya, “Desain dengan Iklim”, mengembangkan garis panduan untuk arsitektur
iklim responsif dalam empat daerah iklim yang berbeda, salah satunya adalah
lingkungan tropis panas lembab. Merancang sebuah rumah pasif didinginkan
dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek dari rumah sampai ke warna.
5. Derajat/tingkat Penyinaran
Dalam kegiatan perancangan bangunan,
upaya pemikiran pemanfaatan sinar matahari perlu memperhitungkan 3 faktor yang
akan mempengaruhi derajat/tingkat penyinaran suatu ruang, yaitu:
·
Ketinggian lubang cahaya
Yang dimaksud
ketinggian lubang cahaya adalah jarak vertikal yang diperhitungkan dari bidang
kerja kearah ambang atas maupun ambang bawah lubang cahaya.
·
Lebar Lubang Cahaya
Lebar lubang cahaya
merupakan dimensi horizontal dari lubang cahaya tersebut.
·
Kedalaman ruang
·
Kedalaman ruang adalah jarak batas
ruang terluar dengan batas datang sinar (misalkan: panjang oversteck dimuka
ruang).
Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang
mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di
garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan
penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari
memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk
menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat
memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
1.
Dampak Jangka Pendek (sekarang)
Dampak jangka pendek atau dampak yang langsung bisa
dinikmati dengan penerapan konsep arsitektur tropis adalah:
·
Terciptanya kenyamanan dalam hunian. Karena sirkulasi
udara tercukupi, membuat hawa dalam ruangan menjadi nyaman
·
Penghematan Energi, karena untuk penerangan dan
penghawaan memanfaatkan sumber energi alam.
2.
Dampak Jangka Panjang
Dampak yang akan di nikmati beberapa tahun kemudian, jika
arsitektur tropis diterapkan adalah:
·
Terjaganya kelestarian alam karena konsep
arsitektur tropis menyatu dengan alam bukan merusak alam
·
Akan semakin berkembangnya konsep arsitektur
tropis jika banyak peminatnya.
Contoh Arsitektur Tropis
THE CUIXMALA LUXURY RESORT CAREYES,
MEXICO
Careyes adalah teluk yang terletak di kota Costalegre,
negara bagian Jalisco, Meksiko. Keindahan alam tropis teluk Careyes mengundang
banyak turis mancanegara, mendorong miliyuner Inggris Sir James Goldsmith untuk
mendirikan resort berkonsep mewah namun simpel. Cuixmala, sebuah resort
spektakuler yang terletak di pantai Pasifik Meksiko, 3km dari hutan tropis
Careyes, pantai dan pasir keemasan. Menurut arsiteknya, Robert Couturier,
desain resort ini merupakan tinjauan kompleks serta Cuixmala terletak jauh di
dalam hijaunya barat Meksiko, yang dihadapannya adalah Samudera Pasifik.
Cuixmala Resort adalah
yang pertama di Meksiko untuk melestarikan hutan kering tropis. Cuixmala Resort
dikelilingi oleh The Cuixmala Ecological Foundation, sebuah kompleks cagar alam
yang melindungi keanekaragaman hayati yang kaya di wilayah ini, budidaya
buah-buahan asli, flora dan fauna. Cuixmala Resort melindungi kombinasi
habitat, termasuk 1.200 spesies tanaman, 270 burung, 70 mamalia, 68 reptil, 19
amfibi dan ribuan spesies serangga dan invertebrata lainnya.
Cuixmala Resort memanfaatkan warna yang mencerminkan cuaca
dan tekstur dari Meksiko. Mulai dari pattern, furnitures hingga fixtures. Bahan
bangunan yang digunakan tidak jauh berbeda dengan resort pada umumnya, namun
terdapat sentuhan material alami pada interior bangunan, seperti kayu pada
kusen pintu dan jendela, reng atap dan lainnya. Gaya bangunan Meksiko juga
diterapkan pada furniture mewah yang digunakan, namun tetap dengan bentuk yang
simpel.
Cuixmala menunjukkan bahwa kemewahan tidak dipengaruhi oleh
komitmen untuk mempertahankan pengembangan lingkungan.
Source
Komentar
Posting Komentar